Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Water Bombing Mahal, BPBD Jateng Pilih Petakan Titik Api Memakai Drone

uavamerica.com
uavamerica.com

Semarang, IDN Times - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah memutuskan berpikir ulang untuk memakai water bombing sesuai arahan Gubernur Ganjar Pranowo.

Pasalnya, pemakaian water bombing untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di area kawasan gunung bakal terhambat sejumlah faktor alam.

"Hasil rapat di Kota Tegal pada Minggu kemarin, maka diputuskan kalau penggunaan water bombing dipending dulu. Pertimbangan kita karena para relawan masih bisa menyelesaikan pemadaman api di gunung-gunung memakai alat manual. Harus dicermati betul. Apalagi Pak Donny Monardo (Kepala BNPB) sudah perintahkan kalau water boming siap dikerahkan tapi harus melihat lokasinya dulu," kata Sudaryanto, Kepala BPBD Jawa Tengah kepada IDN Times, Selasa (24/9).

1. Penggunaan water bombing terhambat cuaca kemarau

IDN Times/Fariz Fardianto
IDN Times/Fariz Fardianto

Pihaknya mengklaim penggunaan water bombing saat ini cukup merepotkan mengingat terdapat 30 daerah di Jateng yang mengalami kekeringan berkepanjangan. 

Sementara itu musim penghujan diperkirakan baru akan terjadi pada awal Oktober nanti. "Jadi memang relawan kita harus kerja keras. Kan ini kekeringannya agak panjang. Mudah-mudahan Oktober sudah turun hujan," ucap Sudaryanto.

2. Water bombing masih dikerahkan untuk pemadaman karhutla di Sumatera dan Kalimantan

Dok. BOSF
Dok. BOSF

Selain itu, Sudaryanto mengungkapkan, semua alat water bombing saat ini masih dipakai untuk menanggani pemadaman karhutla di wilayah Sumatera dan Kalimantan. 

Ia menyatakan, operasional alat water bombing juga relatif mahal. Sudaryanto mengestimasikan biaya yang dikeluarkan setiap hari untuk mengoperasikan water bombing menembus angka Rp500 juta.

"Begitu mahalnya mendatangkan alat itu. Jadi paling enggak Rp 500 juta biayanya. Operasional per jamnya saja habis Rp200 juta. Yang kedua, kita juga lihat ketersediaan air di sekitar lereng gunung ada airnya atau tidak. Yang ketiga hembusan anginnya sangat besar. Kita kan mempertimbangkan apakah di sekitar lokasi titik api  ada sutetnya atau tidak," akunya. 

3. BPBD Jateng akan pakai drone untuk memetakan titik api di tiga gunung

Pihaknya menyatakan, untuk saat ini opsi paling rasional adalah memetakan titik sebaran kebakaran menggunakan pesawat tanpa awak (drone). 

BPBD telah meminta kepada pemerintah untuk melakukan pengadaan beberapa drone yang mampu menjangkau pemantauan sejauh 7 kilometer sehingga nantinya mampu mendeteksi titik api dengan maksimal.

"Setelah drone mapping titik apinya, baru personel kita melakukan pemadaman di sana. Itu justru efektif untuk menanggulangi karhutla di Tegal, Brebes dan Banyumas," terangnya.

Share
Topics
Editorial Team
Fariz Fardianto
EditorFariz Fardianto
Follow Us

Latest News Jawa Tengah

See More

artikel regional ubah

21 Jul 2025, 00:00 WIBNews

Jateng news

10 Jun 2025, 11:16 WIBNews

jateng bersahaja

02 Sep 2024, 12:41 WIBNews

REEE

27 Sep 2022, 09:14 WIBNews