Selama bulan Ramadan, Masjid Besar Kauman Semarang menggelar semaan atau tradisi membaca dan mendengarkan pembacaan Al Quran. Kegiatan yang dimulai setiap hari seusai salat Dzuhur hingga menjelang Asar ini diikuti oleh ribuan orang dari berbagai daerah.
Ali Sofyan, 56, warga asal Genuk, Semarang Timur, mengaku sengaja ikut kegiatan ini bersama istrinya meski rumahnya jauh dari Masjid Kauman. Menurut dia, setiap tahun dia datang ke Kauman untuk ikut mengaji bersama ribuan jemaah lain karena banyak manfaat yang didapatkan dari kegiatan tersebut.
“Semaan ini bisa menambah taqwa dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Biar hati tenang, tenteram dan bisa lancar menjalani puasa sebulan penuh,” ujarnya kepada IDN Times, Selasa (7/5).
Menurut Sekretaris Takmir Masjid Besar Kauman, Muhaimin, tradisi semaan digelar mulai tanggal 1 Mei hingga 25 Mei. Dia menyampaikan semaan berguna untuk memperbaiki tajwid setiap bacaan dalam ayat suci Al Quran.
“Jemaah harus ikut menyimak agar bacaannya makin lancar dan lafaz Alqurannya benar," terangnya.
Muhaimin menambahkan semaan Al Quran di Masjid Besar Kauman merupakan tradisi turun-temurun sejak Kiai Ageng Pandan Arang menyebarkan agama Islam di Semarang. Pengajian semaan yang sudah berlangsung sejak ratusan tahun lalu ini pun menjadi ciri khas Semarang di bulan puasa.
Dipimpin oleh KH Ahmad Naqib yang sudah berkali-kali khatam Al Quran 30 Juz, jemaah akan mendapatkan pemahaman dan penjelasan ayat-ayat Al Quran yang kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Tradisi semaan ini secara rutin diikuti sekitar 2.000 jemaah dari berbagai daerah di Jateng, mulai dari Semarang, Demak, Purwodadi, Kendal, Kaliwungu, Pekalongan, Batang, dan Tegal.
“Al Quran itu kan pegangan hidup umat muslim, jadi kita harus mengerti dan paham makna setiap ayatnya. Lewat semaan inilah kami belajar mengerti Al Quran,” ujar Muhaimin.