Potensi Gempa dan Tsunami di Selatan Jawa, BPBD Jateng: Jangan Panik

Semarang, IDN Times - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah mengimbau kepada masyarakat yang tinggal di pesisir selatan Jawa Tengah, untuk tenang dan tidak panik atas adanya isu akan terjadinya gempa dan tsunami besar di atas magnitudo 8,7.
Sebelumnya, pakar tsunami dari Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT), Widjo Kongko, mengatakan bahwa masyarakat, pelaku industri, dan Pemerintah Daerah (Pemda) harus mempersiapkan diri terhadap potensi gempa bumi dan tsunami di selatan Pulau Jawa.
Widjo Kongko menyatakan bahwa berdasarkan kajian dan catatan historis, kehadiran empat megathrust, yang awam disebut gerak sesar atau lempeng di selatan Jawa, menyebabkan gempa besar. Kondisi tersebut diyakini mengakibatkan bencana gempa bumi dengan magnitudo di atas 8,7.
1. Pemkab Cilacap tenangkan masyarakat

Tersiarnya kabar tersebut, membuat panik sejumlah masyarakat yang tinggal di Cilacap, Jawa Tengah. Saat dikonfirmasi IDN Times, Kepada BPBD Jateng, Sudaryanto mengatakan bahwa Bupati Cilacap, Tatto Suwarto Pamuji telah meminta agar masyarakat tetap tenang.
Bupati telah menugaskan Wakil Bupati, Dinas Kominfo, BPBD Kabupaten Cilacap, dan Bagian Humas Setda untuk melakukan upaya, dengan memberikan penjelasan secara resmi dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cilacap kepada masyarakat melalui media Radio dan Media Cetak.
"Intinya berupa penjelasan tentang brita tersebut agar ditanggapi dengan bijak, masyarakat tetap tenang dan tidak panik," dikutip sebagaimana dalam laporan tertulis Bupati Cilacap yang disampaikan Sudaryanto kepada IDN Times, Senin (22/7).
2. Tidak diketahui waktunya

BPBD Jateng terus melakukan langkah antisipatif viralnya pemberitaan tersebut. Tak hentinya, Sudaryanto meminta kepada masyarakat untuk tetap tenang. Sebab waktu kapan akan terjadinya juga tidak ada yang mengetahuinya.
"Karena pantai selatan Indonesia dari Aceh sampai Timor (Timor Leste) berpotensi gempa dan tsunami. Tapi kapan terjadinya belum tahu," ujar Sudaryanto.
3. Informasi resmi dari BMKG

Ia juga meminta kepada masyarakat agar selalu waspada dan mendengarkan atau mendapatkan informasi dari sumber atau lembaga yang berkompeten. Yaitu yang berasal dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Saat ditanya, apakah sudah ada laporan yang masuk adanya kabar masyarakat di Cilacap yang mengungsi, Sudaryanto menyatakan belum ada.
"Saya belum ada," tutupnya.
















