Masih di Solo, Pamuji Ruswandi, 46, seorang petugas KPPS meninggal dunia tiga hari pascapencoblosan, Sabtu (20/4). Dia disebut-sebut tidak tidur selama tiga hari karena mengurusi pemilu, mulai dari mempersiapkan tempat, penghitungan suara, hingga tasyakuran kesuksesan Pemilu.
“Sejak sebelum pencoblosan dia sudah sibuk ikut membantu mendirikan tenda, mengatur lokasi pencoblosan, sampai mengawasi TPS. Selama tiga hari pulangnya subuh terus, lalu paginya sudah berangkat lagi. Tiga hari itu dia hampir tidak tidur,” ujar Hartini, 33, istri Pamuji.
Menurut Hartini, Sabtu malam itu suaminya sampai di rumah sekitar pukul 22.00. Pamuji baru saja menghadiri acara tasyakuran kesuksesan Pemilu di kampungnya, Nusukan, Solo.
“Malam itu dia merasa kepanasan, lalu keluar mau mandi di kamar mandi umum di luar. Baru saja keluar rumah saya mendengar orang-orang berteriak dan minta tolong sambil memanggil-manggil nama saya. Saya melihat suami saya jatuh tidak sadarkan diri. Tetangga langsung membawanya ke rumah sakit,” ujar Hartini saat ditemui di rumahnya.
Namun, belum sempat menjalani perawatan rumah sakit, Pamuji sudah meninggal dunia. Dokter mengatakan Pamuji terkena serangan jantung. Saat tiba di rumah sakit, wajahnya sudah biru dan badannya kaku.
“Suami saya tidak mempunyai riwayat sakit jantung, mungkin dia kelelahan karena tiga hari tidak istirahat. Dia tulang punggung keluarga, tapi kami sudah ikhlas,” kata Hartini.