Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kemarau Panjang, Ribuan Warga Semarang Mengalami Gangguan Pernapasan

ANTARA FOTO/Abriawan Abhe
ANTARA FOTO/Abriawan Abhe

Semarang, IDN Times - Musim kemarau yang terjadi mengakibatkan ribuan warga Kota Semarang menderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

Ribuan warga dilaporkan mengalami gangguan pernafasan selama berlangsungnya musim kemarau. 

Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang, selama puncak kemarau di bulan Agustus 2019, terdapat 3.053 penderita ISPA yang tersebar di 16 kecamatan.

"Infeksi saluran pernapasan yang muncul biasanya dialami oleh para lansia dan anak-anak," kata Kepala Dinkes Kota Semarang, Muhammad Abdul Hakam, kepada IDN Times, Sabtu (28/9).

2. Ribuan penderita ISPA kebanyakan adalah Lansia dan anak-anak

https://www.alodokter.com/ispa-pada-anak-jangan-disepelekan
https://www.alodokter.com/ispa-pada-anak-jangan-disepelekan

Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang, selama puncak kemarau di bulan Agustus 2019, terdapat 3.053 penderita ISPA yang tersebar di 16 kecamatan.

"Infeksi saluran pernapasan yang muncul biasanya dialami oleh para lansia dan anak-anak," kata Kepala Dinkes Kota Semarang, Muhammad Abdul Hakam, kepada IDN Times, Sabtu (28/9).

2. ISPA muncul karena cuaca panas dan udara yang berdebu

infopublik.id
infopublik.id

Lebih lanjut, ia menuturkan efek dari kemarau yang sangat panjang ini membuat cuaca yang sangat panas yang disertai udara yang berdebu. 

Kondisi tersebut membuat masyarakat dengan mudah terpapar udara kering sehingga sering menyebabkan gangguan pernapasan.

3. Gejala ISPA bisa disertai pilek dan batuk-batuk

hellosehat.com
hellosehat.com

Menurutnya gejala ISPA bisa dikenali dengan mudah. Ia bilang gejala penyakit itu bisa dimulai dari sakit tenggorokan, pilek pada anak maupun batuk-batuk yang tak kunjung reda.

"Orang yang pilek aja bisa dikenali bahwa dia kena gejala awal ISPA. Kalau pada anak-anak, selain pilek, lalu demam, maka perlu diperiksakan ke dokter atau puskesmas terdekat," ujarnya.

4. ISPA menduduki angka penularan tertinggi di Semarang

IDN Times/Kementan
IDN Times/Kementan

Di Semarang, tambahnya angka penderita ISPA saat ini menduduki urutan pertama. Kemudian berturut-turut disusul angka penularan sakit tenggorokan dan dehidrasi.

"Tapi ISPA ini sejak Januari sampai sekarang, kita menemukan ada ribuan kasus. Tapi harus dipilah-pilah juga, dan kita belum dapat rinciannya. Kasus lainnya karena dehidrasi. Maka kita sarankan kepada masyarakat untuk mengurangi aktivitas fisik di siang hari. Lebih baik menjalankan aktivitas fisik pagi atau sore. Sehingga bisa mengurangi potensi dehidrasi," tuturnya.

Ia mengimbau agar warga saat berpergian keluar rumah dengan memakai masker. Karena debu yang berterbangan berpotensi menjadi kuman bila masuk ke dalam saluran pernapasan.

Share
Topics
Editorial Team
Fariz Fardianto
EditorFariz Fardianto
Follow Us

Latest News Jawa Tengah

See More

artikel regional ubah

21 Jul 2025, 00:00 WIBNews

Jateng news

10 Jun 2025, 11:16 WIBNews

jateng bersahaja

02 Sep 2024, 12:41 WIBNews

REEE

27 Sep 2022, 09:14 WIBNews