Hindari Kericuhan, 3.000 Ayam Dibagikan di Tujuh Kantor Kelurahan

Semarang, IDN Times - Setidaknya ada 3.000 ayam broiler yang dibagikan secara gratis Kecamatan Gayamsari, Semarang pagi ini, Rabu (26/6). Dinas Pertanian (Dispertan) Kota Semarang mengerahkan 30 petugas bidang kesehatan hewan untuk membagikan ribuan ayam tersebut ke tujuh kelurahan agar dapat disalurkan langsung kepada warga setempat.
1. Antisipasi kericuhan, petugas bagikan kupon ke warga

Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Kota Semarang, WP Rusdiana mengatakan pembagian ayam secara gratis dimulai dengan memberikan kupon kepada warga. Hal ini, menurutnya supaya dapat mengantisipasi kericuhan yang berpotensi muncul saat aksi bagi-bagi ayam berlangsung.
"Setiap kelurahan kita perintahkan untuk mendata warganya. Kita memilih tidak menyalurkan ayam di depan kantor supaya tidak menimbulkan kegaduhan. Kami khawatir kalau warga menyerbu kemari, pagar kantor kita jadi rusak karena pasti banyak warga rebutan," ujar Rusdiana saat ditemui IDN Times di halaman kantornya, Jalan Slamet Riyadi Gayamsari.
2. Sebelum dibagikan gratis, petugas semprotkan disinfektan

Ia mengungkapkan jumlah ayam broiler hidup yang dibagikan oleh petugasnya sebanyak 3.000 ekor. Pihaknya mengaku harus bekerja sama dengan para mitra penyalur ayam untuk mengangkut ayam ke setiap kelurahan.
Sebelum dibagikan, Rusdiana menuturkan semua ayam harus disemprot cairan disinfektan. Sebab, ayam broiler rentan mati dalam kondisi cuaca yang panas.
"Kalau broiler kan hidupnya cuma dua jam. Lagian dia gampang stres dan cepat mati. Biar dipastikan semuanya sehat, makanya kita semprot dulu pakai disinfektan," akunya.
3. Warga bawa KK dan KTP agar dapat ayam gratis

Sedangkan, sejumlah warga langsung menyerbu kantor Kelurahan Gayamsari begitu mendengar adanya kegiatan bagi-bagi ayam secara gratis.
Poniyah, seorang warga Jalan Kanguru Selatan bahkan langsung menghambur keluar rumah dengan menenteng fotokopi Kartu Keluarga dan KTP untuk mengambil kupon di kantor kelurahan.
"Seneng kan, Mas. Soalnya ini bisa membantu kita juga. Kalau di pedagang keliling harganya masih Rp28 ribu per kilo. Ini kan lumayan dapat gratis," kata ibu dua anak tersebut.
4. Mitra penyalur ayam: Direktorat Pembibitan salah hitung impor GPS

Sementara itu, Yudi Ahmad Ashadi seorang perwakilan mitra penyalur ayam dari PT Mustika Jaya Lestari menyatakan kesalahan dari Direktorat Pembibitan Kementan menjadi pemicu anjloknya harga ayam broiler di tingkat peternak.
"Di pasar harusnya peternak bisa tetap menjual Rp20 ribu. Tapi sekarang hanya Rp7 ribu per kilogram. Harganya anjlok drastis. Ini disebabkan adanya oversupply dari hulunya. Lagian impor Grand Parent Stok (GPS) selama ini tidak pernah dihitung oleh Dirjen Pembibitan Kementan. Bagi saya tindakan ini sangat fatal. Buktinya aja dimana-mana kelebihan pasokan," tegasnya.
Menurutnya kerugian besar sudah dialami mitra dan peternak sejak Januari kemarin. Ia menanggung kerugian sebesar Rp20 miliar.
"Kita sudah berkali-kali rapat dengan Kementan, sudah disampaikan seperti apa saja di kondisi lapangan. Bahkan kita datangkan beberapa ahli untuk menghitung potensi kerugian di pasar. Kalau kondisi ini dibiarkan berlarut-larut, banyak peternak dan mitra penyalur ayam bangkrut," kata Yudi.