Debit Air Sungai Pemali Menyusut, Petani Brebes Kesulitan Garap Sawah
Brebes, IDN Times - Memasuki awal musim kemarau, kekeringan mulai melanda di Kabupaten Brebes, Jawa tengah. Debit air Sungai Pemali yang melintang di Kabupaten Brebes menyusut drastis. Akibatnya, para petani setempat mulkai kerepotan menggarap sawahnya lantaran kekurangan pasokan air.
1. Petani mengeluh pasokan air irigasi berkurang

Eko Yunianto, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air Dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Tengah (DPU SDA TARU Jawa Tengah, mengatakan saat ini ada tiga daerah yang kedapatan kekurangan pasokan air untuk lahan pertanian. Ketiganya yaitu Desa Losari, Bojongsari dan Comal.
"Sekarang sudah terasa ada banyak keluhan petani yang kekurangan pasokan untuk air irigasinya. Kemarin yang melapor langsung kepada kami itu dari kelompok petani di Brebes. Beberapa yang punya sawah di Bojongsari, Losari dan Comal mengaku kekurangan air sehingga garapan sawahnya tidak bisa maksimal," kata Eko saat berbincang dengan IDN Times, Selasa (18/6).
2. Para petani akan terima bantuan pompa air dari dinas kabupaten/kota

Eko mengimbau kepada para petani Brebes untuk berupaya memanfaatkan sisa-sisa air untuk membantu mengaliri irigasi sawahnya. Kemudian upaya lainmya jika terhambat aliran gravitasi bumi, nantinya pihaknya akan menggelontorkan bantuan pompa bagi bagi petani setempat.
"Kita akan perkuat koordinasi dengan teman-teman kabupaten/kota. Kalau pengairan tidak dari waduk, ya hanya bisa mengandalkan dari air yang mengalir. Apapun itu kita harus ada upaya yang maksimal untuk menolong para petani," ujar dia.
3. Debit Waduk Kedung Ombo juga menyusut

Menurut Eko, saat ini hampir seluruh debit air sungai maupun waduk di wilauah Jawa Tengah sedang mengalami tren penurunan bila dibanding kondisi bulan lalu. Lebih lanjut, penurunan debit air paling mencolok berada di Waduk Kedung Ombo.
"Tapi berapa banyak penurunan debitnya, kita masih terus dipantau sembari dilakukan langkah-langkah riil untuk menanggulangi potensi kekeringan," paparnya.
4. Penurunan debit air waduk dan sungai capai 20 persen

Eko menjelaskan kondisi ini juga selaras dengan informasi peringatan dini dari BMKG yang memprediksi kemarau pada tahun ini akan berlangsung cukup panjang. Durasi kemaraunya, kata Eko diprediksi bakal mencapai tujuh bulan.
"Ada penurunan debit sungai yang bervariasi di setiap titik. Dengan kondisi irigasi di negara kita yang masih mengandalkan aliran air sungai, maka saat ini membuat kebutuhan air untuk lahan pertanian semakin menurun," tuturnya.
Berdasarkan data dari Dinas DPU SDA TARU Jawa Tengah, dari monitoring 41 waduk saat ini mayoritas mengalami penurunan debit air sebesar 20 persen. Di antaranya Waduk Malahayu, Cacaban, Rawaepening, Mulur, Rowo Jombor hingga Cengklik.
"Lalu di area sungai kita juga punya 135 kontrol poin di sungai. Tepian semua sungai secara kasat mata sudah mengering," pungkasnya.
















