Antisipasi Erupsi Gunung Slamet, Puluhan Jalur Evakuasi Diperbaiki

Purbalingga, IDN Times- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purbalingga mulai memperbaiki 20 lebih jalur evakuasi di wilayahnya. Hal ini mempersiapkan jalur evakuasi jika sewaktu-waktu Gunung Slamet mengalami erupsi.
Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Purbalingga, Moh Soni mengatakan, perbaikan jalur evakuasi bakal dikerjakan mulai tahun ini.
1. Perbaikan jalur evakuasi sejauh 3 kilo di Desa Kutabawa

Soni menuturkan, terdapat satu jalur evakuasi yang akan diperbaiki bulan ini. Titik perbaikannya sejauh 3 kilometer, masuk wilayah Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja.
"Sedangkan jalur lainnya kita baru tahap survei di lokasi. Tapi kita perkirakan satu desa punya dua sampai tiga jalur evakuasi. Tapi kondisinya sekarang sudah rusak dan tidak layak dilalui warga yang mengungsi jika terjadi erupsi di Gunung Slamet," kata Soni kepada IDN Times, Senin (12/8).
2. Perbaikan dilakukan bertahap. Ada yang memakai dana darurat bencana. Tahun depan juga memakai dana APBD murni

Menurutnya, perbaikan jalur evakuasi nantinya dikerjakan bertahap sesuai kemampuan anggaran dari APBD Purbalingga. Untuk tahun ini perbaikan menggunakan dana darurat bencana milik kabupaten. Sedangkan tahun depan memakai alokasi APBD murni.
"Untuk saat ini, kita bersama para petugas Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPUPR) sedang cek langsung ke lapangan. Selain itu, kita juga lakukan sosialisasi secara serentak ke desa-desa yang ada di dekat puncak gunung," terangnya.
3. Ada 10 desa terdampak erupsi Slamet. Jumlah warganya mencapai 37.871 jiwa

Pihaknya juga telah memetakan sebanyak 10 desa yang tersebar di empat kecamatan, terancam jika terjadi erupsi Gunung Slamet. Sepuluh desa tersebut saat ini dihuni oleh 37.871 penduduk. Meliputi 19.220 laki-laki dan 18.651 perempuan.
Lebih lanjut lagi, Soni menjelaskan, petugas BPBD kini mengupayakan pula pemasangan rambu-rambu penanda evaluasi untuk memudahkan warga setempat mengungsi ke tempat yang aman.
"Yang terpenting, kita lakukan perbaikan jalur evakuasi serta pemasangan rambunya supaya warga mudah mencari tempat pengungsian yang aman kalau setiap waktu Gunung Slamet mengalami erupsi," terangnya.
4. Belum ada desa yang dikosongkan

Walau begitu, pihaknya memastikan sejauh ini belum ada satupun desa yang dikosongkan. Warga masih beraktivitas dengan normal.
Soni mengungkapkan titik bahaya erupsi berada di radius 2 kilometer. Di sisi lain, desa paling dekat dengan puncak Slamet saat ini berjarak 6,5 kilometer. "Wilayah terdekat dengan puncak Slamet berada di Desa Bambangan dan Kutabawa," katanya.
















