Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ANTARA FOTO/Bayu Pratama S
ANTARA FOTO/Bayu Pratama S

Semarang, IDN Times - Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia menimbulkan kerugian baik materiel maupun imateriel.

Salah satu kerugian imateriel adalah dampak kesehatan bagi banyak orang yang terpapar asap dari kebakaran tersebut. Sebab asap yang ditimbulkan oleh karhutla berdampak langsung pada kesehatan, khususnya gangguan saluran pernapasan.

Untuk diketahui, asap karhutla mengandung sejumlah gas dan partikel kimia yang menggangu pernapasan seperti sepertisulfur dioksida (SO2), karbon monoksida (CO), formaldehid, akrelein, benzen, nitrogen oksida (NOx) dan ozon (O3).

Material tersebut memicu dampak buruk yang nyata pada manula, bayi dan pengidap penyakit demikian pula pada orang sehat.

Dari informasi resmi yang diterima IDN Times, Kementerian Kesehatan melalui Pusat Krisis Kesehatannya memberikan penjelasan lima penyakit akibat kabut asap yang patut diwaspadai oleh masyarakat. Berikut penjelasannya.

1. Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA)

ANTARA FOTO/Rony Muharrman

Polusi udara yang parah akibat asap karhutla, ditambah dengan melemahnya sistem kekebalan tubuh rentan mengakibatkan ISPA. Hal itu berdampak pada gangguan pernapasan.

Kemampuan paru dan saluran pernapasan dalam mengatasi infeksi berkurang. ISPA lebih mudah menyerang anak-anak dan kaum lansia.

2. Asma

ANTARA FOTO/FB Anggoro

Asma disebabkan oleh buruknya kualitas udara. Kabut asap yang saat ini merajalela membawa partikel berukuran kecil yang masuk melalui saluran pernafasan.

Kondisi tersebut mengakibatkan gangguan pernapasan layaknya akibat paparan asap rokok. Lagi-lagi, anak-anak menjadi kelompok masyarakat yang paling rentan terkena asma akibat asap karhutla.

3. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)

caption

PPOK ini menggabungkan berbagai penyakit pernafasan, seperti Bronkitis.

Menurut Yayasan Paru-paru Kanada, kabut asap yang disebabkan kebakaran hutan bisa berakibat fatal pada penderita PPOK, karena mengurangi atau memperburuk kinerja paru-paru.

Semakin lama pasien terpapar kabut asap, semakin besar juga risiko kematiannya karena PPOK.

4. Penyakit Jantung

ANTARA FOTO/FB Anggoro

Kabut asap akibat karhutla membawa partikel mini bernama PM2.5, yang dapat masuk ke dalam tubuh lewat saluran pernafasan.

Sebuah studi yang dilakukan oleh California Environmental Protection Agency tahun 2014 membuktikan bahwa pasien yang terpapar kabut asap dalam waktu lama dapat menggandakan risiko terkena serangan jantung atau stroke.

5. Iritasi

(Ilustrasi) ANTARA FOTO/FB Anggoro

Secara umum, kabut asap menyebabkan iritasi pada mata, tenggorokan, hidung serta menyebabkan sakit kepala atau alergi.

Asosiasi Paru-paru Kanada mengingatkan masker wajah tidak serta merta melindungi tubuh dari partikel ekstra kecil yang dibawa kabut asap.

Kemenkes meminta kepada masyarakat mewaspadai lima penyakit tersebut. Sejumlah seruan juga disampaikan Kemenkes kepada warga. Diantaranya mereka yang berada di wilayah terdampak karhutla diimbau untuk tetap berada di dalam ruangan dengan kondisi jendela dan pintu tertutup.

Selain itu, menutup setiap ada akses ke luar ruangan, mengurangi aktivitas di luar rumah. Termasuk menghindari aktivitas di dalam rumah yang menambah kontaminasi seperti merokok atau menyedot debu.

Masyarakat pun diwajibkan menggunakan masker dan alat pelindung lainnya, seperti sarung tangan, baju lengan panjang, dan celana panjang. Serta selalu mencuci buah dan sayur sebelum dikonsumsi atau dimakan.

"Ganti masker bila sudah kotor. Masker yang kotor ditandai dengan perubahan warna masker atau saat bernapas melalui masker menjadi bertambah sulit," demikian imbauan dalam pernyataan resmi Kemenkes. Semoga informasi yang diberikan bermanfaat dan selalu jaga kesehatan.

Editorial Team