Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App

Semarang, IDN Times - Seorang buruh pabrik Randugarut Plastik Indonesia bernama Suwarti dilaporkan meninggal dunia usai berobat dari RSUD Tugurejo, Kecamatan Tugu Semarang.

Informasi yang diperoleh dari Federasi Serikat Pekerja Kimia Energi Pertambangan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (DPD FSP KEP-KSPI) Jawa Tengah, semula Suwarti mengeluh tidak enak badan sampai muntah-muntah saat berada di tempat kerjanya, pada Selasa (7/1) siang kemain.

Kemudian beberapa rekannya membawanya ke RSUD Tugurejo untuk berobat. Setelah menjalani pemeriksaan intensif, Suwarti pun diizinkan pulang untuk rawat jalan.

Namun, setibanya di depan rumah, kondisi kesehatan Suwarti tiba-tiba memburuk. 

1. Kondisi kesehatan almarhum drop usai berobat

hellosehat.com

Menurut pengakuan Ketua DPD Federasi Serikat Pekerja Kimia Energi Pertambangan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (DPD FSP KEP - KSPI) Jawa Tengah, Ahmad Zainuddin, beberapa temannya melihat kondisi fisik Suwarti yang masih dibonceng motor sudah lemas.

"Pas sampai depan rumahnya, dengan posisi masih diboncengin sama temannya kondisi almarhumah ini drop. Bicaranya sudah cadel. Lalu teman-temannya membawa almarhumah lagi ke RS Tugu agar mendapat penanganan lebih lanjut," ungkapnya saat dikonfirmasi IDN Times, Rabu (8/1).

2. Aliansi buruh: Kematian almarhumah janggal

(Ilustrasi) IDN Times/Sukma Shakti

Saat di rumah sakit, pihak tim medis minta Suwarti untuk rawat inap. "Tapi setelah dua jam kemudian, beliau meninggal dunia. Kita menduga ada kejanggalan dalam kasus yang menimpa almarhumah. Karena ada unsur kelalaian dari pihak rumah sakit. Diagnosanya juga tidak jelas, pasien yang masih sehat tiba-tiba sakit saat berobat ke RS Tugu sampai akhirnya meninggal dunia," terangnya.

Pihaknya menyayangkan kasus kematian pasien dengan tindakan medis yang tidak jelas terjadi berulang kali di RS Tugu. Padahal RS Tugu yang berstatus rumah sakit milik Pemprov Jateng seharusnya mampu memberikan layanan terbaik bagi masyarakat.

"Tapi yang terjadi kan malah sebaiknya. Banyak warga yang menganggap orang yang berobat ke situ, pasti pulangnya dalam keadaan meninggal dunia. Maka kita minta pihak rumah sakit bertanggung jawab agar insiden ini tidak terulang lagi," tandasnya.

3. RSUD Tugurejo klaim Suwarti meninggal karena hipertensi

Sementara itu, Direktur RSUD Tugurejo, dr Hariyadi saat dikonfirmasi menyampaikan, penanganan medisnya kini sudah sesuai aturan yang berlaku di rumah sakitnya.

Ia berkata pihaknya harus memulangkan yang bersangkutan karena kondisinya gawat tapi tidak dalam kategori darurat. "Waktu kemarin ada seorang ibu yang datang ke UGD lalu ditangani, tapi setelah diobservasi dan hasilnya penderita boleh pulang untuk kontrol di poliklinik spesialis atau dokter faskes untuk diberi obat," katanya.

Pihaknya mengklaim sudah melakukan observasi selama sejam lebih. Keluhan pasien semula mual-mual lalu dibawa ke rumah sakit oleh rekan-rekannya.

"Saat diobservasi, dia mengalami gangguan saluran pencernaan. Kemudian yang kedua dia didiagnosa punya riwayat hipertensi. Secara sistemik, hipertensinya sudah menjalar ke pembuluh darah sehingga menyebabkan meninggal dunia. Jadi penyebabnya karena hipertensi. Ini kasus pertama pasien hipertensi yang meninggal dunia," paparnya.

Editorial Team